Sabtu, 22 Oktober 2011

Karena Lalai, Indonesia Kini Menghadapi Ledakan Penduduk 4,3 Juta/Tahun

Tidak semua peninggalan Orde Baru buruk, salah satunya program KB yang berhasil mengendalikan jumlah penduduk, namun beberapa kali pemerintahan berkuasa lalai memperhatikannya sehingga Indonesia kini menghadapi ledakan jumlah penduduk 4,3 juta per tahun. “Masalah kependudukan ini terkait erat dengan program pengentasan kemiskinan. Jumlah penduduk Indonesia kini sekitar 222,8 juta jiwa, urutan keempat terbesar di dunia, dengan angka kelahiran mencapai 4,3 juta pertahun,” kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. Sumarjati Ajoso, SKM di Samarinda. 

Ketika berbicara pada acara penandatanganan Kesepakatan Bersama antara BKKBN dengan Himpunan Perempuan Produktif (Hiperpro) Kaltim, ia menambahkan bahwa tingginya angka kelahiran tersebut akan menjadi beban pemerintah karena kualitas SDM juga masih sangat memprihatinkan. Sebagai contoh lalainya pemerintah terhadap program KB, kantor BKKBN kini tidak menjadi keharusan karena hal itu diserahkan kepada masing-masing daerah sejak reformasi berjalan dan bergulirnya otonomi daerah. Di Kaltim, contohnya, kantor BKKBN kini hanya “menempel” pada lembaga lain, misalnya Kependudukan dan Catatan Sipil. Cuma tiga daerah yang memiliki Kantor BKKBN, yakni Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara. 

Tentang kualitas penduduk yang masih rendah, Sumaryati menyebut laporan UNDP 2005 yang menyebutkan Human Development Index (HDI) Indonesia hanya menempati peringkat ke 111 dari 177 negara di dunia.
Ketua Hiperpro Kaltim, Noorlaila, mengatakan kerja sama BKKBN dengan Hiperpro Kaltim dituangkan dalam bentuk kegiatan pelayanan, antara lain penyedian pelayanan KB, melakukan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja di sekolah, keluarga dan masyarakat dan memberikan pelayanan KB gratis kepada masyarakat miskin di klinik-klinik kesehatan reproduksi.

Kamis, 20 Oktober 2011

Dampak Kerusakan Tanah Terhadap kehidupan

Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain yaitu hasil-hasil erosi tersebut diendapkan.

Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanahini mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
a)   Penurunan produktifitas tanah.
b)   Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman.
c)   Kualitas tanaman menurun.
d)   Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang.
e)   Struktur tanah menjadi rusak.
f)    Lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah.
g)   Erosi gully dan tebing menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.
h)   Pendapatan petani berkurang.
 
Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil erosi. Erosi dapat memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya, seperti unsur-unsur hara tanaman (N, fosfor, bahan organik dan sebagainya) atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, Endrin dan lain-lain).

Minggu, 02 Oktober 2011

Jenis – Jenis Tanah di Indonesia

Pedosfer, adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa. Sebagian besar tanah di Indonesia merupakan tanah vulkanis. Walau demikian, jika lebih dikhususkan lagi maka jenisnya sangat beraneka ragam, antara lain sebagai berikut.
1.      Litosol, memiliki ciri – ciri : 
·         Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil.
·         Batuan induknya berupa batuan beku atau batuan sedimen keras.
·         Kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop).
·         Tekstur tanah beraneka ragam dan pada umumnya berpasir.
·         Umumnya tidak berstruktur.
·         Terdapat kandungan batu dan kerikil.
·         Tanah ini memiliki kesuburan yang bervariasi.
·         Tanah litosol dapat di jumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
2.      Latosol, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon.
·         Mempunyai tekstur lempung.
·         Berstruktur antara remah hingga gumpal.
·         Konsistensi antara gembur sampai agak padat.
·         Warna coklat merah hingga kuning.
·         Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300-1000 meter.
·         Batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi dan batuan beku intrusi.
3.      Alluvial, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah ini masih mudah.
·         Belum mengalami perkembangan.
·         Berasal dari bahan induk alluvium.
·         Mempunyai tektur beraneka ragam.
·         Belum terbentuk struktur.
·         Konsistensi dalam keadaan basah lekat.
·         Mempunyai pH bermacam-macam.
·         Kesuburan antara sedang sampai tinggi.
·         Penyebarannya di daerah dataran “alluvial” sungai, dataran alluvial pantai dan daerah cekungan (depresi).
4.      Regosol, tanah ini memeliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah ini masih muda.
·         Belum mengalami deferensiasi horizon.
·         Bertektur pasir.
·         Struktur berbukit tunggal.
·         Konsistensi lepas-lepas.
·         Ph umumnya netral.
·         Kesuburan sedang.
·         Berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastik atau pasir pantai.
·         Penyebarannya di daerah lereng vulkanik mudah dan di daerah beting pantai, serta gumuk-gumuk pasir pantai.
5.      Grumusol, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil agak tebal.
·         Bertekstur lempung berat.
·         Struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan bawah.
·         Konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak.
·         Umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basah dan kapasitas absorpsi tinggi.
·         Permeabilitas lambat dan peka terhadap erosi.
·         Berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik yang bersifat basa.
·         Penyebarannya di daerah iklim sub humid atau sub arid dan terletak pada curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
6.      Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organic seperti dari hutan rawa atau ruput rawa. Ciri-cirinya adalah :
·         Tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas.
·         Ketebalan lebih dari 0.5 meter.
·         Warna cokelat hingga kehitaman.
·         Tekstur debu lempung.
·         Tidak berstruktur.
·         Konsistensi antara tidak lekat sampai agak lekat.
·         Kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir.
·         Umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0).
·         Kandungan unsur hara rendah.
7.      Podsol, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil.
·         Susunan terdiri dari horizon albik (A2) dan spodik (B2H) yang jelas.
·         Mempunyai tektur antara lempung hingga berpasir.
·         Struktur gumpal.
·         Konsistensi lekat.
·         Bersifat agak asam dan kesuburannya rendah.
·         Kandungan pasir kursanya tinggi.
·         Kapasitas pertukaran kation sangat rendah.
·         Peka terhadap erosi.
·         Batuan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi, batuan lempung dan tuf vulkan masam.
8.      Andosol, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil.
·         Solum agak tebal.
·         Warna agak cokelat kekelabuhan hingga hitam.
·         Kandungan organik tinggi.
·         Tektur geluh berdebu.
·         Mempunyai struktur remah.
·         Konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary).
·         Kadang-kadang berpadas lunak dan agak asam.
·         Kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang.
·         Kelembapan tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi.
·         Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.
9.      Mediteran Merah Kuning, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Tanah ini mengalami perkembangan profil.
·         Solum sedang hingga dangkal.
·         Warna cokelat hingga merah.
·         Mempunyai horizon B argilik.
·         Tektur geluh hingga lempung.
·         Struktur gumpal bersudut.
·         Konsistensi padat dan lekat bila basah.
·         PH netral hingga agak basa.
·         Kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang.
·         Permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi.
·         Berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanik bersifat basa.
·         Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m.
·         Khusus tanah mediteran merah-kuning di daerah topografi Karst disebut “terra rossa”.
10.  Lateritik, tanah ini memiliki ciri – ciri :
·         Tanah yang karena suatu hal mengalami laterisasi yang tidak berkembang lanjut (terus).
·         Solum tanahnya dangkal kurang dari 1 meter.
·         Mengandung konkresi Fe/mm dan lapisan kwarsa.
·         Tersebar di dataran rendah.
·         Warna tanah kuning hingga coklat.