Kamis, 22 September 2011

A. SIKLUS AIR (SIKLUS HIDROLOGI)

Tahukah kamu bahwa air yang kita manfaatkan sekarang ini terbentuk jutaan tahun silam oleh siklus air atau daur hidrologi? Air di permukaan bumi selalu mengalami perputaran. Siklus air atau daur hidrologi adalah pola
sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke atmosfer.

Siklus hidrologis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
  1. Siklus pendek, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan kembali ke laut lagi.
  2. Siklus menengah, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan, hujan jatuh di daratan menjadi air darat, kemudian menuju laut.
  3. Siklus panjang, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai, selanjutnya kembali ke laut lagi.
Adapun unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus
hidrologi, adalah sebagai berikut :
  1. Evaporasi (presipitasi). Air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
  2. Kondensasi. Uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut dan awan.
  3. Presipitasi. Ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
  4. Infiltrasi (Perkolasi). Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.
  5. Surface run off. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.


    Kamis, 15 September 2011

    Peranan iklim Dalam Kehidupan

    Perlu Anda ketahui bahwa iklim  merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata.

    Peranan Iklim Di Bidang Pertanian
    Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya masyarakat agraris yang bergerak di sektor pertanian, sifat-sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim sanga berpengaruh terhadap kehidupannya. Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian. Misalnya, padi sangat cocok dibudidayakan di daerah yang bersuhu udara panas dengan curah hujan yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura  seperti sayur-sayuran dan buah-buahan cocok dibudidayakan  di daerah sedang sampai sejuk dengan intensitas curah hujan tidak setinggi pada tanaman padi.

    Begitu pula di bidang perikanan atau kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh, baik terhadap  para nelayan maupun ikan yang akan di tangkap. Pada umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca, terutama yang behubungan dengan angin dan musim. Dengan pengetahuan yang dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim timur. Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam menangkap ikan di laut. Karena musim angin barat sering menimbulkan gelombang besar yang membahayakan mereka. Dan mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang besar, sehingga mereka tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan.

    Peranan Iklim Di Bidang Transportasi
    Faktor-faktor cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap bidang transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap transportasi laut. Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan lain-lain.

    Peranan Iklim untuk Telekomunkasi
    Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi. Seperti arus angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah dengan menggunakan telepon angin. Tentunya Anda sudah mengetahui pula bahwa cuaca dan iklim merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara.  Lapisan udara yang menyelebungi bumi terdiri dari beberapa lapisan, di antaranya terdapat lapisan ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel  yang mengalami ionisasi sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya lapisan ionosfer ini, maka siaran radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat dimana-mana.

    Peranan Iklim untuk Pariwisata
    Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata. Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas, dan sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan kondisi seperti yang telah disebutkan, maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.

    Kamis, 08 September 2011

    Pergerakan Lempeng Bumi

    Berdasarkan temuan-temuan inilah beberapa ilmuwan terutama ahli kebumian mulai meyakini pergerakan beberapa lempeng di bumi. Lempeng ini bergerak beberapa sentimeter setiap tahunnya seperti tumbuhnya kuku kita. Di bumi ini ada 7 lempeng yang besar yaitu Pacific, North America, South America, African, Eurasian (lempeng dimana Indonesia berada), Australian, dan Antartica. Di bawah lempeng-lempeng inilah arus konveksi berada dan astenosphere (lapisan dalam dari lempeng) menjadi bagian yang terpanaskan oleh peluruhan radioaktif seperti Uranium, Thorium, dan Potasium. Bagian yang terpanaskan inilah yang menjadi sumber dari lava yang sering kita lihat di gunung berapi dan juga sumber dari material yang keluar di pematang tengah samudera dan membentuk lantai samudera yang baru. Magma ini terus keluar keatas di pematang tengah samudera dan menghasilkan aliran magma yang mengalir kedua arah berbeda dan menghasilkan kekuatan yang mampu membelah pematang tengah samudera. Pada saat lantai samudera tersebut terbelah, retakan terjadi di tengah pematang dan magma yang meleleh mampu keluar dan membentuk lantai samudera yang baru. 

    Kemudian lantai samudera tersebut bergerak menjauh dari pematang tengah samudera sampai dimana akhirnya bertemu dengan lempeng kontinen dan akan menyusup ke dalam karena berat jenisnya yang umumnya berkomposisi lebih berat dari berat jenis lempeng kontinen. Penyusupan lempeng samudera kedalam lempeng benua inilah yang menghasilkan zona subduksi atau penunjaman dan akhirnya lithosphere akan kembali menyusup ke bawah astenosphere dan terpanaskan lagi. Kejadian ini berlangsung secara terus-menerus. Wah ternyata bumi memang bergerak. Nah kalau memang bergerak, apa yang terjadi di daerah pertemuan lempeng tektonik?
     Daerah pertemuan lempeng ini umunya banyak menghasilkan gempa bumi dan kalo sumber gempa bumi ini ada di samudera maka besar kemungkinan terjadi tsunami. Tsunami itu apa? Nanti deh disambung di wacana yang lain biar nambah wacana. Pertemuan dari lempeng-lempeng tersebut adalah zona patahan dan bisa dibagi menjadi 3 kelompok. Mereka adalah patahan normal (normal fault), patahan naik (thrust fault), dan patahan geser (strike slipe fault). Selain ketiga kelompok ini ada satu lagi yang biasanya disebut tumbukan atau obduction dimana kedua lempeng sama-sama relatif ringan sehingga bertumbukan dan tidak menunjam seperti di selatan Iran dan di India dimana lempeng Arabian dan lempeng Indian bertumbukan dengan lempeng Eurasian. Patahan normal biasanya berhubungan dengan gaya extentional atau regangan sedangkan patahan naik berhubungan dengan compressional atau tegasan atau dorongan. Patahan geser banyak berhubungan dengan gaya transformasi. Nah Indonesia ada dimana?
      
    Kalau melihat Indonesia, daerah kita terletak di pertemuan lempeng Australian dan Eurasian dimana lempeng Australian menyusup ke dalam zona eurasian sehingga membentuk zona subduksi sepanjang Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Timur dan melingkar di Banda. Sedangkan Irian Jaya adalah tempat bertemunya beberapa lempeng yaitu Australian, Eurasian, Pasific, dan Philipine. Akibat dari terbentunya zona subduksi inilah maka banyak sekali ditemukan gunung berapi di Indonesia. Makanya orang-orang banyak menyebut daerah kita sebagai RING OF FIRE. Wow keren kan? Jadi jangan kaget kalo di negara kita sering dilanda gempa bumi dan tsunami karena daerah kita dibatasi oleh pertemuan lempeng-lempeng besar di dunia. Prinsip saya “The great nation is the nation surrounded by the great features”. Jadi banggalah sebagai warga negara Indonesia.

    Atmosfer


    Sadarkah, jika setiap saat kamu membutuhkan udara segar. Untuk membahas tentang gejala atmosfer, sebaiknya kamu bernapas dalam-dalam dan nikmati hidup sehat dengan menghirup udara bersih. Udara yang kamu hirup adalah udara dengan berbagai kandungan unsurnya. Paru-paru kita secara otomatis akan menyerap memilih unsur oksigen untuk menyertai peredaran darah dalam tubuh kita. Pertanyaannya, bagaimana jika di permukaan bumi tidak ada udara?.

    Makhluk hidup yang bernapas tentu saja akan mati. Begitu pentingnya unsur udara bagi kehidupan manusia. Dalam geografi, lapisan udara di atas permukaan bumi dinamakan atmosfer.

    Atmosfer berasal dari kata atmos berarti uap dan sphaira berarti bola bumi. Jadi, atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi. Lapisan atmosfer merupakan campuran atas berbagai unsur-unsur utama, seperti Nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, Oksigen (O2) sebanyak 20,95%, Argon (Ar) sebanyak 0,95%, dan Karbondioksida (CO2) sebanyak 0,034%. Unsur-unsur lain, seperti Neon (Ne), Helium (He), Ozon (O3), Hidrogen (H2), Krypton (Kr), Metana (CH4), dan Xenon (Xe). 
    Atmosfer berfungsi untuk melindungi bumi dari gangguan benda-benda angkasa dan radiasi matahari. Coba kamu bayangkan apa jadinya bumi kita kalau tidak ada lapisan atmosfer. Bumi kita akan bolong di sana sini akibat tertabrak benda angkasa, misalnya meteor, dan suhu bumi akan sangat ekstrim antara pagi dan malam hari.

    Gas-gas yang terkumpul dalam atmosfer, memiliki sifat, karakteristik, dan fungsinya sendiri. Lapisan udara atau atmosfer tersebar, baik secara vertikal maupun ke arah horisntal. Secara vertikal, lapisan atmosfer diberi nama yang berbeda yaitu  troposfer, stratosfer, mesosfer, dan  thermosfer. Ada pula yang menambahkan dengan lapisan  ionosfer, dan exosfer.

    Rabu, 07 September 2011

    Lutung Jawa

    Lutung Jawa terancam punah karena sekitar 90 persen habitat asli kera di Jawa Timur telah habis. "Perambahan hutan di Jawa Timur, mengakibatkan kepunahan lokal di wilayah tren," kata Direktur ProFauna Internasional Rosek Nursahid di Malang, Jawa Timur.

    Sekitar 10 tahun yang lalu, ia menjelaskan, di kawasan Cangar, Kabupaten Malang, ada tujuh kelompok monyet tetapi sekarang hanya satu kelompok. Bahkan di wilayah pegunungan Vanderman tidak ada kera yang digunakan untuk hidup ketika kera berbulu hitam begitu banyak di sana. Di Jember dan Banyuwangi, Jawa monyet sedang diburu dan dagingnya dijual ke Bali.

    Jika tidak ada perlindungan dari pemerintah, habitat monyet akan benar-benar punah. Rosek mendesak pemerintah untuk membuat langkah-langkah strategis untuk mencegah kepunahan spesies asli Jawa sebelumnya. Sekarang yang tersisa delapan poin monyet asli Jawa habitat di sisi Barat Gunung Semeru, Kecamatan Dau Paranglejo Coban Desa, Hutan Cangar
    bawah, Cemoro Kandang Gunung Kawi, Bromo Tengger Semeru Taman Nasional, Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Baluran, dan Park.


    Salah satu dari 41 ekor lutung jawa (Trachypitecus auratus) yang terdiri atas enam pejantan dan 35 betina yang akan dilepasliarkan ke alam oleh PusatPenyelamatan Satwa (PPS) Petungsewu, Kabupaten Malang  Jawa Timur. Selain lutung jawa, PPS Petungsewu juga akan melepaskan empat ekor kijang (mumtiacus muntjak) terdiri atas dua pejantan dan dua betina. Kedua spesies tersebut akan dilepasliarkan ke kawasan Taman Nasional Bromo Tengger, Semeru. 
    Kasus pada lutung jawa tersebut merupakan salah satu dari fenomena yang terjadi di permukaan bumi ini atau di biosfer. Lutung jawa merupakan salah satu dari fauna yang ada di permukaan bumi. Ada banyak jenis flora dan fauna di muka bumi ini yang mengalami nasib sama seperti lutung jawa, yaitu tersingkir dari habitatnya.

    tralalapakentuk