Senin, 24 September 2012

Pemanfaatan Lingkungan Hidup


Unsur-unsur lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dapat kita sebut sebagai sumber daya alam, atau dengan kata lain bahwa sumber daya alam adalah semua tata lingkungan biofisik yang potensial untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Manusia memanfaatkan lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan dari alam yang terbentuk secara alamiah. Sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup. Dengan demikian apa yang ada di lingkungan sekitar kita merupakan sumber daya alam. Lalu bagaimanakah kita menyikapi lingkungan tersebut? Di satu sisi kita sangat tergantung dengan lingkungan dan cenderung memanfaatkannya dalam jumlah yang tidak sedikit, namun di sisi lain kita harus tetap menjaga keberadaan lingkungan tersebut baik secara kualitas maupun kuantitas.

Anda bisa mengamati fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini, berbagai bencana alam terjadi akibat kurangnya perhatian terhadap kelestarian lingkungan hidup. Awal tahun 2006 banjir melanda sebagian besar Kalimantan akibat banyaknya hutan yang telah ditebangi secara berlebihan. Hampir bersamaan banjir bandang juga terjadi di Jember- Jawa Timur dan Sinjai-Sulawesi Selatan akibat gundulnya hutan di daerah tersebut. Fenomena-fenomena tersebut jelas menunjukkan bahwa masih banyaknya oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab dan tanpa memikirkan kelanjutan hutan sebagai sumber daya yang tentunya masih dibutuhkan oleh generasi berikutnya.

Data bencana alam yang terjadi di Indonesia 1998–2003 menunjukkan bahwa banjir dan longsor mencapai 85%, hal ini menunjukkan bahwa bencana alam di Indonesia dalam kurun waktu tersebut sebenarnya adalah bencana alam yang dapat diantisipasi oleh manusia. Bencana banjir dan longsor merupakan jenis bencana alam yang bukan murni akibat fenomena alam, namun bencana yang terjadi akibat campur tangan manusia.
Adanya berbagai peristiwa bencana alam tersebut mengundang banyak perhatian. Kesepakatan dunia saat ini adalah melakukan pembangunan yang digunakan tidak mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan kata lain bahwa pembangunan saat ini harus berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 

Pengertian pembangunan berwawasan lingkungan yang termaktub dalam UU No.4 tahun 1984  adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya alam secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.

Di Indonesia yang menjadi landasan hukum kebijaksanaan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup adalah Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menggariskan pada hal-hal berikut.

  1. Inventarisasi dan evaluasi sumber alam perlu terus ditingkatkan dengan tujuan untuk lebih mengetahui dan dapat mengelola potensi sumber alam baik di darat, laut maupun udara berupa tanah, air, energi, flora, fauna, dan lain-lain yang sangat berperan dalam pembangunan.
  2. Dalam penelitian, penggalian, dan pemanfaatan sumber-sumber alam serta pembinaan lingkungan hidup perlu digunakan teknologi yang sesuai dan pengelolaan yang tepat sehingga mutu kelestarian sumber alam dan lingkungan hidup dapat dipertahankan untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan.
  3. Dalam pelaksanaan perlu selalu diadakan penilaian yang saksama terhadap pengaruhnya bagi lingkungan hidup, agar pengamanan terhadap pelaksanaan pembangunan dan lingkungan hidupnya dapat dilakukan sebaik-baiknya. Penilaian tersebut perlu dilakukan secara terpadu, baik sektoral maupun regional dan untuk itu perlu dikembangkan kriteria baku tentang mutu lingkungan hidup.
  4. Rehabilitasi sumber alam berupa hutan, tanah, dan air yang rusak perlu lebih ditingkatkan lagi melalui pendekatan terpadu daerah aliran sungai dan wilayah. Dalam hubungan ini program penyelamatan hutan, tanah, dan air perlu dilanjutkan dan makin disempurnakan.
  5. Pendayagunaan wilayah pantai, wilayah laut, dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
Namun demikian pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia saat ini telah banyak mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, sehingga yang diperlukan dalam pemanfaatan lingkungan ini dengan menerapkan beberapa teknik atau cara-cara guna menekan terjadinya
degradasi lingkungan.


Sabtu, 22 Oktober 2011

Karena Lalai, Indonesia Kini Menghadapi Ledakan Penduduk 4,3 Juta/Tahun

Tidak semua peninggalan Orde Baru buruk, salah satunya program KB yang berhasil mengendalikan jumlah penduduk, namun beberapa kali pemerintahan berkuasa lalai memperhatikannya sehingga Indonesia kini menghadapi ledakan jumlah penduduk 4,3 juta per tahun. “Masalah kependudukan ini terkait erat dengan program pengentasan kemiskinan. Jumlah penduduk Indonesia kini sekitar 222,8 juta jiwa, urutan keempat terbesar di dunia, dengan angka kelahiran mencapai 4,3 juta pertahun,” kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. Sumarjati Ajoso, SKM di Samarinda. 

Ketika berbicara pada acara penandatanganan Kesepakatan Bersama antara BKKBN dengan Himpunan Perempuan Produktif (Hiperpro) Kaltim, ia menambahkan bahwa tingginya angka kelahiran tersebut akan menjadi beban pemerintah karena kualitas SDM juga masih sangat memprihatinkan. Sebagai contoh lalainya pemerintah terhadap program KB, kantor BKKBN kini tidak menjadi keharusan karena hal itu diserahkan kepada masing-masing daerah sejak reformasi berjalan dan bergulirnya otonomi daerah. Di Kaltim, contohnya, kantor BKKBN kini hanya “menempel” pada lembaga lain, misalnya Kependudukan dan Catatan Sipil. Cuma tiga daerah yang memiliki Kantor BKKBN, yakni Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara. 

Tentang kualitas penduduk yang masih rendah, Sumaryati menyebut laporan UNDP 2005 yang menyebutkan Human Development Index (HDI) Indonesia hanya menempati peringkat ke 111 dari 177 negara di dunia.
Ketua Hiperpro Kaltim, Noorlaila, mengatakan kerja sama BKKBN dengan Hiperpro Kaltim dituangkan dalam bentuk kegiatan pelayanan, antara lain penyedian pelayanan KB, melakukan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja di sekolah, keluarga dan masyarakat dan memberikan pelayanan KB gratis kepada masyarakat miskin di klinik-klinik kesehatan reproduksi.

Kamis, 20 Oktober 2011

Dampak Kerusakan Tanah Terhadap kehidupan

Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain yaitu hasil-hasil erosi tersebut diendapkan.

Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanahini mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
a)   Penurunan produktifitas tanah.
b)   Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman.
c)   Kualitas tanaman menurun.
d)   Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang.
e)   Struktur tanah menjadi rusak.
f)    Lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah.
g)   Erosi gully dan tebing menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.
h)   Pendapatan petani berkurang.
 
Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil erosi. Erosi dapat memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya, seperti unsur-unsur hara tanaman (N, fosfor, bahan organik dan sebagainya) atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, Endrin dan lain-lain).

Minggu, 02 Oktober 2011

Jenis – Jenis Tanah di Indonesia

Pedosfer, adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa. Sebagian besar tanah di Indonesia merupakan tanah vulkanis. Walau demikian, jika lebih dikhususkan lagi maka jenisnya sangat beraneka ragam, antara lain sebagai berikut.
1.      Litosol, memiliki ciri – ciri : 
·         Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil.
·         Batuan induknya berupa batuan beku atau batuan sedimen keras.
·         Kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop).
·         Tekstur tanah beraneka ragam dan pada umumnya berpasir.
·         Umumnya tidak berstruktur.
·         Terdapat kandungan batu dan kerikil.
·         Tanah ini memiliki kesuburan yang bervariasi.
·         Tanah litosol dapat di jumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
2.      Latosol, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon.
·         Mempunyai tekstur lempung.
·         Berstruktur antara remah hingga gumpal.
·         Konsistensi antara gembur sampai agak padat.
·         Warna coklat merah hingga kuning.
·         Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300-1000 meter.
·         Batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi dan batuan beku intrusi.
3.      Alluvial, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah ini masih mudah.
·         Belum mengalami perkembangan.
·         Berasal dari bahan induk alluvium.
·         Mempunyai tektur beraneka ragam.
·         Belum terbentuk struktur.
·         Konsistensi dalam keadaan basah lekat.
·         Mempunyai pH bermacam-macam.
·         Kesuburan antara sedang sampai tinggi.
·         Penyebarannya di daerah dataran “alluvial” sungai, dataran alluvial pantai dan daerah cekungan (depresi).
4.      Regosol, tanah ini memeliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah ini masih muda.
·         Belum mengalami deferensiasi horizon.
·         Bertektur pasir.
·         Struktur berbukit tunggal.
·         Konsistensi lepas-lepas.
·         Ph umumnya netral.
·         Kesuburan sedang.
·         Berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastik atau pasir pantai.
·         Penyebarannya di daerah lereng vulkanik mudah dan di daerah beting pantai, serta gumuk-gumuk pasir pantai.
5.      Grumusol, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil agak tebal.
·         Bertekstur lempung berat.
·         Struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan bawah.
·         Konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak.
·         Umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basah dan kapasitas absorpsi tinggi.
·         Permeabilitas lambat dan peka terhadap erosi.
·         Berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik yang bersifat basa.
·         Penyebarannya di daerah iklim sub humid atau sub arid dan terletak pada curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
6.      Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organic seperti dari hutan rawa atau ruput rawa. Ciri-cirinya adalah :
·         Tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas.
·         Ketebalan lebih dari 0.5 meter.
·         Warna cokelat hingga kehitaman.
·         Tekstur debu lempung.
·         Tidak berstruktur.
·         Konsistensi antara tidak lekat sampai agak lekat.
·         Kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir.
·         Umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0).
·         Kandungan unsur hara rendah.
7.      Podsol, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil.
·         Susunan terdiri dari horizon albik (A2) dan spodik (B2H) yang jelas.
·         Mempunyai tektur antara lempung hingga berpasir.
·         Struktur gumpal.
·         Konsistensi lekat.
·         Bersifat agak asam dan kesuburannya rendah.
·         Kandungan pasir kursanya tinggi.
·         Kapasitas pertukaran kation sangat rendah.
·         Peka terhadap erosi.
·         Batuan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi, batuan lempung dan tuf vulkan masam.
8.      Andosol, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil.
·         Solum agak tebal.
·         Warna agak cokelat kekelabuhan hingga hitam.
·         Kandungan organik tinggi.
·         Tektur geluh berdebu.
·         Mempunyai struktur remah.
·         Konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary).
·         Kadang-kadang berpadas lunak dan agak asam.
·         Kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang.
·         Kelembapan tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi.
·         Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.
9.      Mediteran Merah Kuning, tanah ini memiliki ciri-ciri :
·         Tanah ini mengalami perkembangan profil.
·         Solum sedang hingga dangkal.
·         Warna cokelat hingga merah.
·         Mempunyai horizon B argilik.
·         Tektur geluh hingga lempung.
·         Struktur gumpal bersudut.
·         Konsistensi padat dan lekat bila basah.
·         PH netral hingga agak basa.
·         Kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang.
·         Permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi.
·         Berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanik bersifat basa.
·         Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m.
·         Khusus tanah mediteran merah-kuning di daerah topografi Karst disebut “terra rossa”.
10.  Lateritik, tanah ini memiliki ciri – ciri :
·         Tanah yang karena suatu hal mengalami laterisasi yang tidak berkembang lanjut (terus).
·         Solum tanahnya dangkal kurang dari 1 meter.
·         Mengandung konkresi Fe/mm dan lapisan kwarsa.
·         Tersebar di dataran rendah.
·         Warna tanah kuning hingga coklat.

Kamis, 22 September 2011

A. SIKLUS AIR (SIKLUS HIDROLOGI)

Tahukah kamu bahwa air yang kita manfaatkan sekarang ini terbentuk jutaan tahun silam oleh siklus air atau daur hidrologi? Air di permukaan bumi selalu mengalami perputaran. Siklus air atau daur hidrologi adalah pola
sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke atmosfer.

Siklus hidrologis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
  1. Siklus pendek, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan kembali ke laut lagi.
  2. Siklus menengah, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan, hujan jatuh di daratan menjadi air darat, kemudian menuju laut.
  3. Siklus panjang, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai, selanjutnya kembali ke laut lagi.
Adapun unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus
hidrologi, adalah sebagai berikut :
  1. Evaporasi (presipitasi). Air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
  2. Kondensasi. Uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut dan awan.
  3. Presipitasi. Ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
  4. Infiltrasi (Perkolasi). Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.
  5. Surface run off. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.


    Kamis, 15 September 2011

    Peranan iklim Dalam Kehidupan

    Perlu Anda ketahui bahwa iklim  merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata.

    Peranan Iklim Di Bidang Pertanian
    Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya masyarakat agraris yang bergerak di sektor pertanian, sifat-sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim sanga berpengaruh terhadap kehidupannya. Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian. Misalnya, padi sangat cocok dibudidayakan di daerah yang bersuhu udara panas dengan curah hujan yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura  seperti sayur-sayuran dan buah-buahan cocok dibudidayakan  di daerah sedang sampai sejuk dengan intensitas curah hujan tidak setinggi pada tanaman padi.

    Begitu pula di bidang perikanan atau kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh, baik terhadap  para nelayan maupun ikan yang akan di tangkap. Pada umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca, terutama yang behubungan dengan angin dan musim. Dengan pengetahuan yang dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim timur. Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam menangkap ikan di laut. Karena musim angin barat sering menimbulkan gelombang besar yang membahayakan mereka. Dan mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang besar, sehingga mereka tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan.

    Peranan Iklim Di Bidang Transportasi
    Faktor-faktor cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap bidang transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap transportasi laut. Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan lain-lain.

    Peranan Iklim untuk Telekomunkasi
    Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi. Seperti arus angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah dengan menggunakan telepon angin. Tentunya Anda sudah mengetahui pula bahwa cuaca dan iklim merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara.  Lapisan udara yang menyelebungi bumi terdiri dari beberapa lapisan, di antaranya terdapat lapisan ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel  yang mengalami ionisasi sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya lapisan ionosfer ini, maka siaran radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat dimana-mana.

    Peranan Iklim untuk Pariwisata
    Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata. Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas, dan sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan kondisi seperti yang telah disebutkan, maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.

    Kamis, 08 September 2011

    Pergerakan Lempeng Bumi

    Berdasarkan temuan-temuan inilah beberapa ilmuwan terutama ahli kebumian mulai meyakini pergerakan beberapa lempeng di bumi. Lempeng ini bergerak beberapa sentimeter setiap tahunnya seperti tumbuhnya kuku kita. Di bumi ini ada 7 lempeng yang besar yaitu Pacific, North America, South America, African, Eurasian (lempeng dimana Indonesia berada), Australian, dan Antartica. Di bawah lempeng-lempeng inilah arus konveksi berada dan astenosphere (lapisan dalam dari lempeng) menjadi bagian yang terpanaskan oleh peluruhan radioaktif seperti Uranium, Thorium, dan Potasium. Bagian yang terpanaskan inilah yang menjadi sumber dari lava yang sering kita lihat di gunung berapi dan juga sumber dari material yang keluar di pematang tengah samudera dan membentuk lantai samudera yang baru. Magma ini terus keluar keatas di pematang tengah samudera dan menghasilkan aliran magma yang mengalir kedua arah berbeda dan menghasilkan kekuatan yang mampu membelah pematang tengah samudera. Pada saat lantai samudera tersebut terbelah, retakan terjadi di tengah pematang dan magma yang meleleh mampu keluar dan membentuk lantai samudera yang baru. 

    Kemudian lantai samudera tersebut bergerak menjauh dari pematang tengah samudera sampai dimana akhirnya bertemu dengan lempeng kontinen dan akan menyusup ke dalam karena berat jenisnya yang umumnya berkomposisi lebih berat dari berat jenis lempeng kontinen. Penyusupan lempeng samudera kedalam lempeng benua inilah yang menghasilkan zona subduksi atau penunjaman dan akhirnya lithosphere akan kembali menyusup ke bawah astenosphere dan terpanaskan lagi. Kejadian ini berlangsung secara terus-menerus. Wah ternyata bumi memang bergerak. Nah kalau memang bergerak, apa yang terjadi di daerah pertemuan lempeng tektonik?
     Daerah pertemuan lempeng ini umunya banyak menghasilkan gempa bumi dan kalo sumber gempa bumi ini ada di samudera maka besar kemungkinan terjadi tsunami. Tsunami itu apa? Nanti deh disambung di wacana yang lain biar nambah wacana. Pertemuan dari lempeng-lempeng tersebut adalah zona patahan dan bisa dibagi menjadi 3 kelompok. Mereka adalah patahan normal (normal fault), patahan naik (thrust fault), dan patahan geser (strike slipe fault). Selain ketiga kelompok ini ada satu lagi yang biasanya disebut tumbukan atau obduction dimana kedua lempeng sama-sama relatif ringan sehingga bertumbukan dan tidak menunjam seperti di selatan Iran dan di India dimana lempeng Arabian dan lempeng Indian bertumbukan dengan lempeng Eurasian. Patahan normal biasanya berhubungan dengan gaya extentional atau regangan sedangkan patahan naik berhubungan dengan compressional atau tegasan atau dorongan. Patahan geser banyak berhubungan dengan gaya transformasi. Nah Indonesia ada dimana?
      
    Kalau melihat Indonesia, daerah kita terletak di pertemuan lempeng Australian dan Eurasian dimana lempeng Australian menyusup ke dalam zona eurasian sehingga membentuk zona subduksi sepanjang Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Timur dan melingkar di Banda. Sedangkan Irian Jaya adalah tempat bertemunya beberapa lempeng yaitu Australian, Eurasian, Pasific, dan Philipine. Akibat dari terbentunya zona subduksi inilah maka banyak sekali ditemukan gunung berapi di Indonesia. Makanya orang-orang banyak menyebut daerah kita sebagai RING OF FIRE. Wow keren kan? Jadi jangan kaget kalo di negara kita sering dilanda gempa bumi dan tsunami karena daerah kita dibatasi oleh pertemuan lempeng-lempeng besar di dunia. Prinsip saya “The great nation is the nation surrounded by the great features”. Jadi banggalah sebagai warga negara Indonesia.